Pengalaman Menyapih Ketika Anak Berusia Dua Tahun

 





Kali ini aku akan berbagi pengalaman menyapih anak - anakku, kebetulan sekali aku diberi kesempatan menyusui anak - anakku selama 2 tahun full. Selama dua tahun itu banyak suka dukanya dalam mempertahankan agar bisa nyampek dua tahun, tapi Alhamdulillah  semua bisa berjalan dengan lancar. Aku sudah merasakan menyapih anak perempuan maupun anak laki - laki, dan tentunya tiap anak itu berbeda - beda meskipun terlahir dari rahim yang sama. 


Anak perempuanku sekarang berumur 7 tahun 4 bulan dan anak laki - lakiku tepat berumur 2 tahun dan baru dua belas hari ini lolos dari penyapihan . Tentunya pengalaman menyapih ini masih fresh banget diingatanku, dan aku akan mencoba untuk menulisnya biar ntar gak lupa. Dulu anak perempuanku lebih mudah disapih karena dia mau minum dari dot, tapi anak laki - lakiku sungguh amat sangat susah minum dari dot dan gak pernah mau minum dari dot sehingga sedikit susah untuk mengawali proses menyapih. Kalo kita baca - baca tulisan dari psikolog pasti selalu menyarankan weaning with love ( menyapih dengan cinta ), tapi sungguh jika diterapkan ke anak - anakku weaning with love itu sungguh tidak mempan.


Berikut ini adalah pengalamanku dalam menyapih kedua anakku : 

1. Menyapih Anak Pertama ( perempuan )






Anak perempuanku termasuk anteng kalo nenen, tapi semakin dia besar dia jadi gak doyan makan sama sekali. Segala cara udah aku coba biar dia mau maem tapi hasilnya tetep aja nihil, minum sufor dari dot juga gak mau dan andalannya cuma nenen terus. Berat badan anak perempuanku ini termasuk minim banget, saat usianya dua tahun dia nampak seperti anak usia 1 tahun. Karena pertimbangan itulah aku memutuskan untuk menyapihnya tepat diusia 2 tahun dengan harapan dia akan lahap makan setelah proses penyapihan. 


Setelah mengumpulkan informasi aku menemukan ide untuk menyapih dengan menggunakan biji mahoni, biji mahoni ini rasanya pahit banget. Aku merendam biji mahoni dengan air hangat kemudian aku lumat dengan tangan setelah biji itu empuk dan aku oleskan ke puting. Aku masih inget waktu itu siang hari dan waktunya anakku nenen, reaksi dia setelah nenen langsung muntah dan gak mau lagi nenen. Haha....segitu ampuhnya biji mahoni ini. Setelah kapok karena nenennya pahit aku mencoba nyuapi anakku pake telor ceplok dan langsung habis setengah piring nasi, sungguh rekor seumur hidup bisa habis setengah piring nasi itu. Siang hari terlewati dengan lancar, dan tiba waktu tidur malam tiba anakku rewel banget gara - gara gak bisa tidur ( maklum aja soalnya dari baru lahir dia selalu nenen kalo mau tidur ). Karena bingung aku mencoba ngasih nenen ke dia tapi dia udah bener -bener kapok dan gak mau nenen, akhirnya aku bikinin sufor di dot dan untungnya dia mau. Setelah kenyang minum sufor akhirnya dia tertidur, pas bangun malem hari aku bikinin sufor lagi dia juga mau dan sukses tertidur. Hari kedua penyapihan anakku susah tidur meskipun sudah kenyang minum sufor, dan baru tidur setelah melihat video klip di hp. Hari - hari selanjutnya juga dia baru tidur setelah melihat video klip, kadang dia juga sering tertidur di depan televisi.


2. Menyapih Anak Kedua ( Laki - Laki )






Dulu ketika anakku masih satu ada temenku yang cerita kalo merawat anak laki - laki itu sungguh melelahkan, tapi saat itu aku sedikit meremehkan soalnya anak dari adikku itu laki - laki tapi gampang banget ngurusnya bahkan waktu tidurnya lebih banyak dari waktu bangunnya. Dan yess....! aku mengalami sendiri pengalaman temenku itu. Anak laki - lakiku ini termasuk aktif banget dan gak bisa diem, pokoknya aku baru bisa istirahat kalo dia udah tidur. 



Memasuki usia 2 tahun anak laki - lakiku ini sunguh amat sangat lengket dengan nenen khususnya pas waktu tidur, bahkan bisa 1 jam sekali bangun untuk nenen. Waktu nenennya ini sungguh lama banget, minimal 30 menit dan pada waktu subuh itu bisa nenen sampai 2 jam lebih. Waktu itu rasanya badanku sakit semua gara - gara kelamaan berbaring, aku juga jadi gampang emosian karena kurang tidur akibat terlalu sering bangun malam. Karena itulah aku memutuskan untuk menyapih anak laki - laki ku di usia 2 tahun seperti kakaknya dulu. 


Pertama aku mencoba menyapih dengan kunyit karena susah banget dapet biji mahoni. Waktu itu aku coba pas anakku nenen siang, tapi sungguh disayangkan karena cara ini sama sekali gak mempan untuk anak laki - lakiku karena dia tetep nenen seperti biasanya. Setelah beberapa hari aku mencoba lagi menyapih tapi dengan cara yang berbeda yaitu dengan biji mahoni. Waktu siang hari cara ini sungguh mempan karena anakku sukses gak mau nenen, tapi pas malam hari waktu menjelang tidur anakku tetep nyari nenennya dan aku sodorin lagi nenen yang udah diolesi biji mahoni. Anak laki - lakiku ini sungguh pantang menyerah, dia tetep mau nenen tapi nangis gara - gara pahit rasanya dan begitu terus sampai kelelahan dan tertidur jam 11 malam. Aku sempat mengira kalo cara ini sudah benar - benar berhasil seperti anak pertamaku dulu, tapi ternyata perjuangan belum berakhir. Jam 1 malam anakku nagis kejer, aku coba kasih sufor ditolak sama dia bahkan nangisnya semakin keras dan menjadi -jadi. Aku coba gendong kesana - kemari dia tetep nangis, susu UHT juga ditolak dan sepertinya dia tambah ngamuk. Akhirnya jam setengah tiga dini hari dia mau turun dan bermain, aku ajak motong sayuran, main sepak bola, main puzlle, dll sampai dia kelelahan dan tertidur jam setengah lima pagi sampai jam 11 siang. 


Hari ke dua menyapih aku jalani cukup lancar, aku ajak dia bermain terus biar lupa sama nenen dan akhirnya jam 4 sore tertidur karena kelelahan. Jam 5 sore dia bangun dan nangis, aku gendong tetep aja nangis tapi gak separah waktu hari pertama menyapih. Setelah kelelahan menangis akhirnya dia diem dan mau aku suapi roti dan dia bermain seperti siang hari tanpa lelah sampai jam 12 malam dan bangun jam setengah lima pagi ( pokoknya awal menyapih jadwal tidurnya berantakan banget ). Seperti biasanya pas dia bangun aku gendong dia sampai diem dan ternyata dia masih ngantuk dan tertidur lagi sampai jam 10 pagi. Hari ketiga berlangsung mirip seperti hari kedua tapi bedanya jam 7 malam, mungkin saking capeknya dia 2 hari meronta - ronta. Hari keempat berlangsung lebih normal dan teratur sampai sekarang hari ke 12, bedanya tiap dia bangun malam aku cuma tepuk - tepuk pantatnya sampai dia tertidur lagi ( sebenarnya aku gak sengaja nemuin cara ini gara - gara aku udan kecapekan banget gendong dia pas bangun malam ).



Setelah mengalami dua pengalam menyapih aku menyimpulkan bahwa kunci keberhasilan menyapih itu adalah : 

  • Niat  : Untuk bisa sukses menyapih kita harus punya niat, kita niatkan menyapih anak untuk kebaikannya sendiri, dan untuk melatih kemandiriannya.
  • Ikhlas : saat memutuskan menyapih anak kita harus benar - benar ikhlas karena kalo kita belum ikhlas maka anak kita juga akan rewel terus
  • Tega : kadang banyak emak - emak banyak yang gak tega liat kondisi anak waktu hari pertama disapih dan inilah yang biasanya yang membuat gagalnya proses penyapihan 
  • Telaten : awal - awal menyapih memang sungguh melelahkan, jika kita tidak telaten menghadapinya maka bisa dipastikan akan sia - sia usaha yang kita lakukan

 

 

 

 

 

 


 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.